Pertanyaan inilah yang akhis-akhir ini sering aku pikirin setelah kemarin sempat jalan-jalan ke sebuah Mall di Kuta. Kami sempat mengunjungi store-store ternama dengan kualitas yang sudah tidak usah diragukan. Nah, dari sanalah ide tentang brand ini telintas. Ternyata, persepsi orang tentang suatu brand itu beda-beda.
Apa yang terlintas pertama kali saat kata "Brand" atau "Merk" terdengar? ( Kalau aku pasti langsung tertuju pada TBS atau Etude House, brand favoritku )
Sebenernya, apa sih Brand itu ?
" Brand adalah adalah segala sesuatu yang terkait dengan perusahaan, produk, atau layanan – semua atribut, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Ini adalah apa yang harus Anda perjuangkan, apa yang harus Anda lakukan, katakan dan tampilkan ke depan publik"
(blog.seribu.com)
Nah, kemarin saya mengunjungi store TBS dan seorang temen saya nyeletuk, "Wuih, mahal banget parfumnya! Aku mah mending beli buku!" Saya langsung menoleh, dalam hati "Ini perasaan biasa aja deh." Setelah itu, kami lanjut ke store Victoria Secret, temenku yang lain nyeletuk, "Kalo si A baru pake ini. Kalau aku ngga mampu deh beli." Dan berlanjut pada beberapa percakapan lain tentang teman-teman kami dan brand favorit mereka yang bagi sebagian teman merupakan "pemborosan" selama masih ada body care dan antek-anteknya yang kurang dari seratus ribu.
Well, opini saya pribadi adalah prioritas dan selera orang-orang berbeda. Saya mencintai merk TBS dengan sepenuh jiwa. Well, bukan berarti saya terus menerus membeli produk tersebut. Kadang sayapun harus berhemat dalam beberapa hal supaya produk incaran saya bisa terbeli, bahkan menunggu kalau ada diskon dulu biar bisa kebeli tuh baby kesayangan. Inilah yang kadang luput dari pandangan orang lain. Menilai kami-kami yang doyan suatu brand yang harganya lumayan sebagi bentuk penghamburan uang yang susah-susah didapat.
Bagi saya, ada harga ada kualitas. Ngga bisa lagi kita minta produk yang bagus dengan harga yang kelewat miring dari brand-brand yang emang udah punya nama besar dengan pelanggan tetap segudang. Ngga bisa juga kita maksain selera kita, even sama orang terdekat. Bukan masalah selera tinggi atau selera rendah juga sih, tapi kembali lagi pada kenyamanan seseorang. Kalau dia nyaman dengan brand tertentu (bahkan ada ibu temen saya cinta banget sama Revlon Disogok brand apapun tetep kembali ke Revlon), ya ngga perlu juga maksa melirik brand tetangga yang cocok sama kamu.
Kualitas, Kenyamanan, dan Harga menurut saya adalah hal yang menentukan mengapa saya memilih suatu brand untuk dijadikan langganan. Mungkin ada juga karena gengsi dan harga diri, ada juga karena emang dari kecil dikenalkannya sama brand-brand tersebut. Jadi, berhenti memaksakan perspektifmu pada orang lain ya? Siapa tahu, dibalik layar dia juga kerja keras untuk memenuhi desire-ya itu~
Kalau menurutmu, kenapa kamu favorit banget sama brand yang kamu pakai ?
Kualitas, Kenyamanan, dan Harga menurut saya adalah hal yang menentukan mengapa saya memilih suatu brand untuk dijadikan langganan. Mungkin ada juga karena gengsi dan harga diri, ada juga karena emang dari kecil dikenalkannya sama brand-brand tersebut. Jadi, berhenti memaksakan perspektifmu pada orang lain ya? Siapa tahu, dibalik layar dia juga kerja keras untuk memenuhi desire-ya itu~
Kalau menurutmu, kenapa kamu favorit banget sama brand yang kamu pakai ?
2 comments:
Well, selain karena preferensi, gaya hidup juga mempengaruhi sih.
Buatku, range harga barang di TBS itu mahal-mahal, pendapatanku sebulan kalau dibelanjain harga sekelas TBS tentu jadi besar pasak daripada tiang :)
Memang ada harga ada kualitas. Tapi tetep kembali ke kemampuan si pembeli, kalau nggak sanggup beli di Victoria Secret, masih ada alternatif lain yang lebih terjangkau dan kualitasnya 11-12. Nggak perlu memaksakan diri supaya dianggap keren :p
Aku sendiri masih punya wishlist produk-produk yang harganya tentu kelewat mahal kalau dibandingin sama gaji. Tapi aku belinya juga nabung dan bukan merupakan produk yang harus dibeli rutin; lipstik misalnya ;) Jadi kalau udah tercapai ya sudah, kalo habis ya nggak ada keharusan buat re-stock karena bukan produk bulanan yang kudu dibeli kalau habis hehe
Selama ini sih aku nggak pernah riweuh sama pilihan orang lain. Temen-temenku juga alhamdulillah nggak pernah meributkan 'Kenapa beli lipstik seharga Tupperware?', 'Kenapa beli foundation yang merk A--kan mending dibeliin X?'. Udah pada nyadar kemampuan masing-masing and don't give shit about other's expenses hehehe
i live in a circle where things like this is not even strage anymore, apa apa dibilang "hedon ah" dll. menurutku, selama kita ada budget dan menganggap kualitas itu ada ya why not kan? suka heran sama org2 close minded kaya gt kadang huhu :(
aku belajar marketing dan paham bgt soal brand equity (kekuatan brand), dimana banyak juga sih orang yang prefer merk daripada kualitas. Tapi seperti yg aku bilang tadi, selama mampu toh gapapa?
anyway, aku suka banget dengan produk makeup drugstore seperti silky girl, wardah, revlon dll. dan ngga begitu suka dengan high end brand (setaraf dior, chanel, chralotte tillbury,dll). dan aku pernah di ketawain sama salah satu orang yg kayanya gapake high end brand tuh kaya nya langsung gatel sakit dll wkwk, ya aku sih ketawa aja.... toh mau semahal apapun produk yg kita beli kalo ga ngerti pakenya juga gak bagus dilihatnya kan :D
aku seneng banget nemu postingan kaya gini yang akhirnya ada lagi orang berfikir sama kaya aku :D aku pernah bahas di blog ku juga di http://ashfira-selina.blogspot.co.id/2015/08/beauty-talk-budget.html
i'd love to see your feedback, have a nice day!
xx
Post a Comment